HaDist pEnyEjUk^^

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra : Rasulullah Saw pernah bersabda, “perbuatan yang engkau lakukan tidak akan menyelamatkan engkau dari api neraka”, mereka berkata, “bahkan engkau sendiri ya Rasulullah?” Nabi Muhammad Saw bersabda, “bahkan aku sendiri, kecuali Allah melindungiku dengan kasih dan rahmatNya. Oleh karena itu lakukanlah perbuatan baik sepatut mungkin, setulus mungkin, sedapat mungkin dan beribadahlah kepada Allah pada pagi dan sore hari, pada sebagian dari malam hari dan bersikaplah al-qashd (mengambil pertengahan dan melaksanakannnya secara tetap) karena dengan cara itulah kamu akan mencapai (surga)”.

Kamis, 14 April 2011

Glossary: PEKERJA SOSIAL

METODE PEKERJA SOSIAL
SCW: Social Case Work:
Memecahkan masalah klien secara perorangan guna memecahkan masalahnya dan mengembangkan dirinya. (Dasar pekerja social, 2010)
SGW: Social Group Work:
Motode untuk bekerja dengan, dan menghadapi orang-orang di dalam suatu kelompok, guna meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan fungsi social; serta guna mencapai tujuan-tujuan yang secara social dianggap baik. (Dasar pekerja social, 2010)
CO: Community Organization Community Development:
Mengorganisasikan masyarakat sebagai sebuah system untuk melayani warganya dalam setting kondisi yang terus berubah. (Dasar pekerja social, 2010)
CD: Community Development:
Suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan social bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa masyarakat itu sendiri. (PBB, 1955)
SWA: Social Work Administration:
Aksi para anggota staf yang memanfaatkan proses-proses social untuk mentransformasi kebijakan-kebijakan badan-badan social kedalam penyediaan pelayanan social. (Skidmore)
SWR: Social Work Research:
Penelitian yang membantu mengoptimalkan praktek pekerja social yang pada hakekatnya menerapkan konsep-konsep pekerja social, metode penelitian social, serta ilmu pengetahuan lain di dalam mengkaji atau memahami suatu persoalan, sehingga pekerja social semakin berkembang efektif dan efesien.
PRINSIP PEKERJA SOSIAL
Acceptance: Penerimaan:
Menunjukan sikap toleransi terhadap keseluruhan dimensi klien (Plant, 1970)
Individualization: Individualisasi:
Memandang dan mengapresiasi sifat unik dari klien (Biestek, 1957)
Non Judgemental Attitude: Tidak menghakimi:
Menerima klien apa adanya tanpa disertai prasangka dan penilaian.
Mengontrol keterlibatan emosional: mampu bersikap objektif dan netral.
Genuine: Pekerja social sebagai seorang manusia yang berperan apaa danya, alami, tidak memakai topeng, pribadi yang asli dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Self Determination: Memberikan kebebasan mengambil keputusan oleh klien
Kerahasiaan: Pekerja social harus menjaga kerahasiaan informasi seoutar identitas, isi pembicaraan dengan klien, pendapat professional lain atau catatan-catatan kasus mengenai diri klien.
FUNGSI DASAR PEKERJA SOSIAL
Restoration: Fungsi perbaikan kembali, agar klien dan lingkungan sosialnya dapat kembali berjalan normal. Fungsi ini terbagi menjadi dua, yaitu: fungsi curative (pengobatan atau perbaikan) dan fungsi rehabilitative (mengembalikan kembali pada kondisi normal).
Provision of Resources: Penyediaan sumber-sumber social yang dibutuhkan oleh klien dan lingkungan sekitar. Fungsi ini terbagi menjadi dua, yaitu: fungsi developmental (mengembangkan kapasitas klien dan lingkungan social agar mampu menyesuaikan diri). Fungsi educational (peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap klien dan lingkungan sosial).
Prevention: Pencegahan terhadap makin meluasnya dan berkembangnya suatu masalah social.
Fungsi ini terbagi menjadi tiga, yaitu: fungsi discovery (suatu masalah social tidak meluas dan berkembang harus ditemukan terlebih dahulu akar masalahnya). Fungsi control (lakukan pengendalian dengan membatasi lingkungan atau situasi social yang menjadi penyebab masalah sosial). Fungsi elimination (semaksimal mungkin akar masalah social dikurangi den kemudian dihilangkan).
NILAI DASAR PEKERJA SOSIAL
Agama: Merupakan sumber nilai mutlak yang kemudian diturunkan ke dalam produk-produk budaya antara lain, nilai social, norma, institusi yang pada akhirnya berwujud dalam prilaku manusia melalui proses sosialisasi.
Praktik kehidupan: Dalam praktik kehidupan, dapat terjadi kebudayaan (nilai dan norma) lebih diikuti dari pada nilai dan norma mutlak (agama).
Tujuan hidup: Tujuan hidup adalah mati (kehidupan akhirat yang baik); siapa yang ingin belajar hidup harus belajar mati. Dengan demikian setiap tindakan dalam setiap posisi yang ditempati harus merupakan sarana untuk beribadah.
Pengakuan kepada sesame manusia: Pengakuan kepada sesama manusia, yang dilandasi oleh hubungan tunggal manusia dengan sang pencipta: kesetaraan, keinginan membantudan anggapan bahwa manusia itu si pelajar dan si peminjam.
Tindakan kongkrit: Tindakan kongkrit yang harus dilakukan yaitu: menerjemahkan nilai-nilai mutlak ke dalam wujud institusi dan prilaku. Dan dari suduh pekerja social (menciptakan berbagai pelayanan sosialuntuk membentuk dan mengarahkan prilaku individu-individu warga masyarakat).
Terarah: Dalam interaksi antara pemberi dengan penerima bantuan haruslah terarah kepada pembentukan prilaku yang lebih baik kepada keduanya.
STRATEGI PELAYANAN SOSIAL
Child / Individual Based Services:
Pelayanan yang menempatkan individu sebagai basis penerima pelayanan; misal: konseling.
Institutional Based Services:
Individu yang mengalami masalah ditempatkan dalam lembaga pelayanan social; misalnya dalam hal pendidikan dan pelatihan.
Family Based Services:
Keluarga dijadikan sebagai sasaran dan media utama dalam pemberian pelayanan; kegiatan diarahkan pada pembinaan keluarga agar memiliki kemampuan ekonomi, psikologi and social dalm mencegah masalah.
Community Based Services:
Pelayanan ini menggunakan masyarakat sebagai pusat penanganan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat agar ikut aktif dalam menangai masalah.
Location Based Services:
Dalam strategi pelayanan ini, pelayanan diberikan di lokasi individu yang mengalami masalah.
Half-Way House Services:
Contohnya pelayanan yang semi panti
State Based Services:
Pelayanan ini bersifat makro, tidak langsung (macro-indirect services).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar